Membangun Brand dalam Bisnis dengan Strategi Brand Equity Model

Berbicara mengenai branding artinya kita sedang membahas mengenai persepsi konsumen terhadap produk yang kita tawarkan di pasar. Perusahaan membangun branding artinya bahwa mereka sedang membentuk citra merek di pikiran dan benak konsumennya. Tujuan dari branding adalah untuk membedakan produk dari kompetitornya. Membuat konsumen dapat memiih produk tersebut diantara banyak produk sejenis lainnya.

Dalam membangun branding yang kuat, maka sebuah bisnis atau perusahaan perlu memperhatikan berbagai elemen pembentuk brand dengan serius. Element-element tersebut antara lain mrek, logo, warna, tagline, desain kemasan, dan pengalaman pengguna. Keseluruhan element harus bisa saling terintegrasi dengan kuat dan konsisten, sehingga element-element tersebut mampumembangun persepsi konsumen yang kuat dan positif.

Di samping hal tersebut diatas, peran pemasaran terhadap branding cukup penting dan vital. Pemasaran membantu sebuah perusahaan dalam mengkomunikasikan brand mereka kepada konsumen. Tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan loyalitas konsumen terhdap merek dan membangun value positif perusahaan dalam waktu yang Panjang.

Terdapat kerangka acuan yang komprehensif untuk menilai brand dari sebuah produk dipasar. Kerangka acuan ini disebut dengan Brand Equity Model. Kerangka acuan ini berdasarkan pada 4 komponen utama yaitu Brand Awareness, Brand Loyalty, Perceived Quality, dan Brand Associations. Sangat penting bagi sebuah perusahaan/bisnis untuk memperhatikan ke-4 komponen ini Ketika mereka ingin mengembangkan strategi pemasaran yang relevan untuk bisa meningkatkan nilai brand di mata konsumen.

Berikut ini merupakan penjelasan dari ke-4 komponen dalam Brand Equity Model :

  • Brand Awarenes

Konsep ini mengacu pada seberapa jauh tingkat pengenalan atau kesadaran konsumen terhadap sebuah brand. Patokannya adalah Ketika nilai Brand Awarenes semakin tinggi, maka itu berarti ada banyak orang/konsumen yang mengenal atau sadar akan keberadaan Brand tersebut. Cara mengukurnya adalah melalui survey atau bisa melihat tingkat penjjualan produk di pasar.

  • Brand Loyalty

Brand Loyalty ini mengacu pada tingkat kesetiaan konsumen pada sebuah brand. Patokannya adalah jika nilai Brand Loyalty nya tinggi, maka itu berarti tingkat kesetiaan konsumen terhadap brand tersebut juga tinggi. Cara mengukurnya adalah dengan memperhatikan persentase konsumen yang konsisten terhadap sebuah brand dibandingkan dengan brand pesaing.

  • Perceived Quality

Perceived quality ini menggambarkan tingkat penerimaan konsumen terhadap kualitas produk sebuah brand. Jika nilai perceived quality sebuah brand tinggi, maka itu berarti tingkat persepsi konsumen terhadap kualitas produk juga tinggi. Cara mengukurnya adalah melalui survey atau dengan membandingkan produk dengan produk pesaing.

  • Brand Associations

Konsep ini menggambarkan hubungan suatu brand dengan atribut atau nilai tertentu pada benak konsumen. Jika sebuah brand diasosiasikan dengan nilai atau atribut tertentu oleh banyak konsumen sesuai dengan yang diinginkan perusahaan, maka itu berarti nilai brand association nya juga tinggi. Cara mengukurnya bisa melalui survey atau dengan memantau apa yang sedang terjadi di media sosial.

Saat sebuah perusahaan dapat membangun ke-4 komponen ini dengan baik, maka nilai Brand Equitynya juga akan semakin tinggi. Keuntungannya adalah perusahaan mampu membangun citra brand yang positif, kepercayaan konsumen terhadap brand semakin tinggi, dan daya tarik brand di pasar juga semakin meningkat. Maka dari itu sangat penting bagi sebuah perusahaan untuk memahami Brand Equity model agar dapat menjalankan strategi pemasaran mereknya dengan tepat dan relevan.

Berikut ini merupakan contoh penerapan strategi Brand Equity Model dari perusahaan Apple:

  • Awareness

Banyak orang di seluruh dunia mengenal apple karena kualitas dan keunggulan teknologi dari produk-produknya yang diluncurkan di pasar. Hal ini didukung oleh kampanye iklan yang baik dan efektif yang dilakukan Apple di berbagai saluran pemasaran yang ada di seluruh dunia. Kesadaran (awareness) konsumen akan keunggulan inilah yang selalu coba dikomunikasikan oleh Apple dalam upaya pemasarannya.

  • Association

Konsumen selalu mengidentikkan produk-produk apple dengan inovasi, desain elegan, serta teknologi yang canggih. Hal ini sangat membantu Apple dalam membangun citra brand yang kuat dan membedakan diri dari para pesaingnya.

  • Perceived Quality

Dari waktu ke waktu, persepsi konsumen akan produk-produk Apple selalu sama. Mereka selalu memiliki persepsi bahwa produk-produk apple berkualitas tinggi, memiliki desain inovatif dan elegan, kinerja yang cepat dan handal, memiliki OS yang mudah digunakan karena tampilannya yang intuitif

  • Loyalty

Apple selalu berfokus memberikan pengalaman pelanggan yang luar biasa. Hal ini menjadikan Apple memiliki basis pelanggan yang setia dan fanatik. Pelanggan setia ini bersedia membayar harga premium untuk setiap produk apple keluaran terbaru yang hadir di pasar.

Contoh diatas membuktikan bagaimana Apple dapat membangun Brand Equitynya dengan sangat baik. Tingkat fokus mereka pada brand awareness, assosiasi brand, kualitas produk, dan loyalitas pelanggan telah berhasil membuat mereka berbeda dari kompetitor mereka, membangun citra brand yang kuat, serta menciptakan nilai tambah bagi pelanggan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top